How Deep Is Your Love? [Cerita Fiksi] (Bagian II - Tamat)
Malam itu Anisa dan ibunya sibuk mencari pinjaman kebaya ke rumah salah satu saudaranya yang tinggal sekampung. Esok hari mereka harus berangkat ke Jakarta untuk acara wisuda Anisa. Ya, selama ini Anisa memang kuliah sambil bekerja. Membiayai kuliahnya sendiri dari uang hasil kerjanya. Betapa bangganya sang Ayah dengan Anisa yang sebentar lagi akan menjadi seorang Sarjana Manajemen. Sayangnya Anisa hanya bisa menghadiri acara wisudanya dengan ditemani ibu dan adik laki-lakinya, karena Ayahnya sedang sakit.
Dengan kondisi tubuh yang masih lemah karena baru saja menjalani operasi tumor, Anisa tetap semangat mengikuti wisuda sarjananya. Tentu saja karena dia akan segera bertemu dengan Erik yang sudah terlebih dulu berangkat ke Jakarta untuk mengikuti acara wisudanya. Kebetulan Erik mempunyai saudara di Jakarta sehingga dia menyempatkan diri untuk singgah.
Acara wisuda pun dimulai, Anisa dan ibunya tampil cantik dengan setelan kebaya warna merah terang. Erik datang menemani Anisa. Dengan setelan kemeja dan celana hitam, Erik terlihat begitu putih dan tampan. Tetapi ada yang aneh dengan sikapnya siang itu. Erik begitu dingin dan banyak diam. Anisa bisa merasakan ada perubahan dalam diri kekasihnya itu.
Luka bekas jahitan di perutnya terasa perih karena Anisa harus mengenakan kebaya yang ketat. Tapi rasa penasaran dengan sikap kekasihnya yang dingin, jauh lebih menyiksa. Harusnya hari itu menjadi saat yang sangat membahagiakan bagi Anisa, tapi sayangnya dia justru kehilangan momen itu. Dia berniat menanyakan kepada Erik tentang sikap dinginnya itu setelah mereka kembali ke Pontianak.
Setelah wisuda, Anisa dan Erik langsung kembali ke Pontianak untuk kembali bekerja di kantor. Erik tetap dengan sikap dinginnya. Hal itu sungguh menyiksa bagi Anisa terlebih dengan kondisi fisiknya yang belum sepenuhnya pulih.
Sesampainya mereka di Pontianak, Erik kemudian bercerita bahwa dia mendapat tekanan dari keluarganya ketika di Jakarta. Rupanya saat itu ayah dan ibunya pun datang ke Jakarta. Mereka melakukan semacam "sidang" kepada Erik. Mencoba melakukan intervensi hubungannya dengan Anisa.
Erik : "Kamu tau apa yang keluargaku lakukan?"
Anisa : "Apa?"
Erik : "Tapi janji ya kamu ga boleh nangis, kamu harus tetep kuat" (Erik sangat mengetahui bahwa kekasihnya itu sangat lemah dan mudah sekali down)
Anisa : "Selama ada kamu, insyaAllah aku kuat kok"
Erik : "Ayahku mencoba memisahkan kita dengan meminta kantor untuk memindahkanku ke Batam"
Batam - Pontianak tentu saja bukan jarak yang dekat. Anisa terdiam. Wajahnya seperti tanpa ekspresi. Yang jelas dia sangat terpukul dengan apa yang baru saja Erik ceritakan. Betapa hubungan mereka sudah sangat mengganggu keluarga Erik. Mungkin bagi keluarga Anisa juga, hanya saja reaksi keluarganya jauh lebih baik dibanding keluarga sang kekasih. Dia tidak pernah menyangka bahwa intervensi keluarga Erik akan sejauh ini.
Dan benar saja, selang 5 hari sejak Erik bercerita, kantor mengumumkan adanya mutasi kantor. Erik benar-benar dipindahkan ke Batam. Di salah satu kantor cabang perusahaan yang ada disana. Sedangkan Anisa tetap di Pontianak. Seperti mimpi buruk bagi keduanya. Anisa merasa bahwa Tuhan kembali sedang menjauhkan mimpinya (lagi), yaitu Erik. Seperti dulu saat dia harus menunda mimpinya berkuliah dan baru bisa meraihnya beberapa waktu yang lalu. Mimpi yang tertunda.
Dia mencoba berpikir positif bahwa Erik adalah mimpinya yang tertunda, dia yakin suatu hari nanti mereka akan kembali bersatu. Berat memang, tapi dia harus tetap menghadapinya. Erik juga sangat membantu menenangkan hati Anisa. Saling menenangkan tepatnya.
Seminggu sudah Anisa berpisah dengan Erik. Berpisah karena jarak, tapi hubungan mereka masih berjalan. Setiap akhir pekan Erik selalu menelpon Anisa. Mereka bercerita tentang apa saja yang mereka alami.
Keyakinan untuk tetap bisa menjalani hubungan selalu Anisa pegang teguh. Beberapa teman lelaki mencoba mendekatinya tapi dengan halus dia tolak. Karena dia masih tetap setia menunggu Erik.
Sampai pada suatu hari ketika hidayah itu datang, Anisa memutuskan untuk berjilbab. Menutup aurat yang merupakan kewajiban bagi seluruh wanita muslim. Dia bingung harus bagaimana. Apakah dia harus melaksanakan kewajibannya sebagai seorang wanita muslim dengan mengenakan jilbab? Atau masa bodoh dengan hidayah itu dan tetap bersama Erik? Pilihan yang pertama lah yang kemudian dia pilih. Tapi tetap dengan harapan Erik akan setuju dan terus melanjutkan hubungan.
Genap seminggu Anisa berubah penampilan dengan mengenakan jilbab. Seperti biasa setiap akhir pekan Erik menelpon. Anisa menggunakan kesempatan itu untuk menceritakan perubahan penampilannya.
Anisa : "Mas, aku sekarang pake jilbab"
Erik : "Serius kamu dek?" (dengan nada kaget)
Anisa : "Iya, udah seminggu ini aku pake"
Erik : "Jangan dulu lah, kamu tau kan klo kita akan semakin sulit bersatu dengan jilbabmu itu"
Anisa : "Iya aku tau, tapi aku sudah memutuskan untuk berjilbab dan ga akan melepasnya lagi" (dengan suara gemetar menahan tangis)
Erik : "Ya sudahlah terserah aja, putus aja lah kita!"
Anisa : "Klo kamu memang ga bisa nerima aku, ya sudah gapapa kita putus" (sambil menangis)
tut tut tut tuuutttt...
Anisa menganggap bahwa Erik hanya emosi mendengar keputusannya untuk berjilbab. Dia bahkan masih berharap hubungan mereka akan baik-baik saja. Tetap baik-baik saja. Erik akan kembali bersamanya.
Harapan itu tiba-tiba lenyap ketika dia membuka website perusahaan tempatnya bekerja, dan melihat foto Erik terpampang disitu. Fotonya yang putih dan tampan. Di deretan kolom "BERITA DUKA".
Anisa mematung. Bulir airmata membasahi pipi dan jilbabnya. Erik tidak akan pernah kembali bersamanya. Erik hanyalah mimpi. Bukan mimpinya yang tertunda melainkan mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata dalam kehidupannya. Erik telah tiada.
-End-
Erik : "Ya sudahlah terserah aja, putus aja lah kita!"
Anisa : "Klo kamu memang ga bisa nerima aku, ya sudah gapapa kita putus" (sambil menangis)
tut tut tut tuuutttt...
Anisa menganggap bahwa Erik hanya emosi mendengar keputusannya untuk berjilbab. Dia bahkan masih berharap hubungan mereka akan baik-baik saja. Tetap baik-baik saja. Erik akan kembali bersamanya.
Harapan itu tiba-tiba lenyap ketika dia membuka website perusahaan tempatnya bekerja, dan melihat foto Erik terpampang disitu. Fotonya yang putih dan tampan. Di deretan kolom "BERITA DUKA".
Telah meninggal Ignatius Erik Suherman, Kamis 16 Mei 2004 di Rumah Sakit Cipta Husada, Batam pukul 16.00 WIB karena sakit tumor usus.
Anisa mematung. Bulir airmata membasahi pipi dan jilbabnya. Erik tidak akan pernah kembali bersamanya. Erik hanyalah mimpi. Bukan mimpinya yang tertunda melainkan mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata dalam kehidupannya. Erik telah tiada.
-End-
bikin sampe bagian 10 kek, baru di bikin mati :( ini kecepetan ...
ReplyDeletebagian satunya ngga sempet baca, jadi ngga mudeng nih
Deletedasarr, OK deh ke bagian 3 aja nanti
Delete@mas Gery : cepet mati maksudnya?? lha aku juga ga mau Erik mati tuh, sayang maut berkata lain :P
Delete@aa' cilembu : yang penting komen,, ga perlu baca postingannya :D
@mas Zach : bagian 3 nya bikinin dong, kan mas Zach ahli bikin cerita panjang :D
"How deep is your love" adalah juga judul Lagu dari BEE GEES yang sangat saya sukai. Lagu lagu kelompok dari BEE GEES akan selalu dihati, dan dikenang sepanjang masa. Indah lagunya, indah liriknya selirik liriknya.
Deletebentar lagi mbak Indah nongol nih, pasti kupingnya gatel diomongin ama mas Asep :D
Deletebtw, lagu² Bee Gees itu lagu angkatan mama saya,, jadi..?? :))
yah...endingnya meninggal ya , hiks sedih
ReplyDeleteya begitulah kira-kira :D
Deletedipisahkan oleh maut, udah ga bisa didoain buat dapet hidayah lagi *pukpuk Anisa*
ReplyDeletepukpuk... lama-lama jadi krupuk..:P
Deletehushh, pukpuk itu nama orang
Delete@mb diniehz : hehehe, pukpuknya boleh rikues ga mbak? di pantat aja biar Anisa bisa cepet bobo *apasih* :D
Delete@masbli : nih banyak krupuk di kantor, mau?
@mas Zach : bukan pukpuk kstiawan kan?
Pukpuk ame ame belalang kupu kupu
Deletehaaaaaaaaaa kupu hiehiehiee. *Lirik The Kupu
sambil tepuk tangan dong mas
Deletekak, ini beneran fiksi?
ReplyDeletemengenang pacaar
Deletebiar mas anonim muncul
Delete@Leni : iya fiksi, kan udah ditulis di judul, kok ga percaya sih? hahaha
Delete@mas Zach : jiaaaaahhh,, sotoy babat deh! :P mas anonim lagi sibuk, ga ngurusin cerpen ginian,, hahaha
hahaha
ReplyDeletekurang panjang gan ceritanya
hahaha,, yang nulis aja keburu senep klo nulis kepanjangan, kebayang gimana senepnya yang baca :P
DeleteKalau urusan yang panjang panjang biasanya sih Mas Rawins yang punya kompetensi
Deletewow, mas Rawins ahli yang panjang² ya :D
Deletekata Admin, kalau baca cerita ini bisa nangis..hikz..hikz
ReplyDeletejadi saya tidak baca cerita diatas biar nggak nangis...
tar di bilang cengeng kalau nangis...hikz..hikz.
lha katanya aku yang cengeng? aku atau masbli sih sebenernya yang cengeng? wkwkwk
Deletesaya sebagai penyuka hepi ending, proteeess!!
ReplyDeletehappy endingnya moso Erik bangkit dari kubur trus jadi kuntilanak?
Deletehiyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy
Deletega enak sama mas Asep klo bahas kuntilanak :D
Deletehahaha iya nama "Pontianak" itu sangat ditakuti oleh Blogger Malaysia. Karena nama "Pontianak" nama sejenis hantu atau ghost di Malaysia. Hahahahahaa. Bener nda nya saya kurang tahu sama tempe
Deleteohh gitu, bahasa malaysia nya kuntilanak jadi pontianak ya? hihihi :D
DeleteYaaahh, aku nggak baca dari awal ni... musti baca yang bagian I dulu berarti. Titip komen saja dulu :)
ReplyDeletehahaha,, ayo ayo baca bagian I dulu baru balik komen kesini lagi :P
Delete