Resensi Novel : 99 Cahaya di Langit Eropa
............................................................................................................................... Ketika Fatma, Hanum dan Ayse sedang menghangatkan badan di sebuah cafe, mereka mendengar sekelompok turis yang fasih berbahasa inggris sedang bercakap-cakap. "if you want to ridicule Muslims, this is how to do it!" Aku mengintip turis itu memakan croissant dengan gaya rakus yang dibuat-buat dari balik tembok. Tak berhenti di sana, turis laki-laki itu meneruskan kalimatnya. Kali ini dia lebih berani berbicara keras. "Croissant itu bukan dari Prancis, guys, tapi dari Austria. Roti untuk merayakan kekalahan Turki di Wina. Kalau bendera Turki itu berbentuk hati, pasti roti croissant sekarang berbentuk 'love' bukan bulan sabit, dan tentu namanya bukan croissant, tetapi l'amour." "Kurasa tamu di balik tembok ini sedang menjelek-jelekkan Islam. Mereka menyebut croissant melambangkan bendera Turki yang bisa dimakan. K...